Monday, July 1, 2013

Bebaskan Pikiran

Pikiran yang bebas menjadi modal utama dalam membuat suatu perubahan. Berpikir "out of box" atau "beyond" melahirkan ide-ide yang dapat mengubah dunia. Sistem berpikir yang sudah ada seringkali memenjarakan kreatifitas seseorang sehingga keberanian untuk mengambil resiko harus dilakukan. Kita terbentuk dalam kultur berpikir tertentu yang sudah menjadi kebiasaan. Berpikir secara berbeda menjadikan kemapanan dan stabilitas dilanggar dan banyak orang yang tidak menyukainya. Kita mengembangkan sendiri pemikiran kita. Pada dasarnya semua ide dilahirkan dalam kondisi kebebasan tanpa tekanan dan intimidasi. Ketika seseorang berpikir dan menghasilkan suatu gagasan, ia harus berani untuk mengungkapkannya dan siap untuk melakukannya

Bagaimana dengan pola pendidikan kita apakah sudah mendukung sistem pemikiran yang membebaskan? Dan apakah kita sudah punya ruang yang cukup untuk mengekspresikan pikiran kita, dan kita berani untuk berpikir secara berbeda? Fakta menunjukkan bahwa sistem pendidikan menghafal materi pelajaran masih menjadi metode yang banyak dipakai oleh guru-guru. Sistem pendidikan yang menekankan hafalan hanya akan menciptakan manusia yang menampung informasi dan kemudian melupakannya. Sistem belajar mengajar masih menerapkan sistem yang menjadikan siswa sebagai bank informasi. Celakanya lagi, semua proses belajar-mengajar diarahkan untuk menjawab soal-soal UAN.

Semestinya proses belajar mengajar lebih diarahkan untuk mengembangkan kreatifitas dan menekankan pada proses bukan hanya pada tujuan untuk meraih nilai dalam bentuk angka-angka. Siswa ditolong menemukan sendiri cara belajar yang baik dan tepat untuknya, dengan terus menggali minat dan pilihan studinya. Metode pembelajaran problem-solving, studi kasus, diskusi, dan penemuan harus lebih ditekankan. Karena dalam proses inilah siswa akan mampu untuk mengekspresikan pikirannya dan tidak hanya mengikuti buku teks yang baku. Pemahaman dan penemuan harus menjadi dua titik fokus yang tidak dapat dipisahkan. Hasil belajar tidak dapat diperoleh dalam sehari, tetapi melalui suatu proses panjang yang terencana yang membentuk seluruh pemahaman dan kepribadian peserta didik.

Proses belajar mengajar harus sampai pada tingkat perubahan perilaku, bukan hanya pada peningkatan pemahaman. Proses belajar dapat berhasil ketika siswa sudah memahami materi pelajaran, mengamalkan ilmunya, dan menemukan hal baru. Sayangnya hasil belajar siswa lebih banyak hanya mengukur pemahaman atau penguasaan terhadap materi pelajaran dan mengabaikan perubahan sikap dan perilaku. Pola pendidikan seperti inilah yang memenjarakan pikiran. Mematikan kreatifitas, belajar tanpa kebebasan. Pendidikan kita juga minim akan apresiasi sehingga tidak memacu orang untuk menemukan hal-hal baru.

Masyarakat intelektual seharusnya menyediakan ruang yang lebih luas untuk pengembangan teori-teori baru. Dalam masyarakat Yunani kuno, ada ruang untuk menyampaikan pikiran mereka dalam tempat yang disebut agora. Agora adalah ruang publik untuk menyampaikan pikiran-pikiran baru. Ruang diskusi ini yang seharusnya terus dikembangkan, termasuk laboratorium-laboratorium ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian kita membutuhkan suatu perubahan cara berpikir dalam pendidikan kita. Kita harus berani keluar dari sistem yang lama dan berusaha untuk memasuki ruang-ruang kebebasan yang baru. Selamat menjadi orang yang berpikir secara bebas.

By: Notatema Gea

Ke mana arah politik kita?

Dalam tiga atau empat tahun terakhir ini, kita sedang mengalami goncangan yang besar sebagai sebuah bangsa. Keutuhan kita sebagai bangsa ...